Saya nggak tahu persis sih apa ada novel yang menggunakan Stasiun KRL dan juga KRL sebagai latar belakang ceritanya. Ya mungkin saja ada, tapi saya nggak tahu persis. Anyway, kebetulan saja nemu buku yang diberi judul “Stasiun: Dua Kisah Satu Jalur”. Ketertarikan saya kenapa beli buku ini sih, terutama dari desain muka bukunya. Menarik banget, karena ilustratornya berhasil menciptakan desain cover yang merepresentasikan seluruh cerita di buku ini.
Novel ini menggunakan Stasiun Bogor sebagai stasiun utama dimana semua cerita berawal dan berakhir (dengan happy ending tentunya). Nggak heran juga sih kenapa Stasiun Bogor jadi pilihannya, bisa jadi karena Cynthia Febrina Maharani, penulisnya, lahir dan besar di Bogor.
Saya nggak tahu soal genre sih, tapi novel ini bercerita dari dua sudut pandang karakter utamanya. Jadi kita bisa ikut merasakan perasaan dan sudut pandang dari masing – masing karakter utamanya tersebut. Cinta, tentu topik yang selalu jadi sumber inspirasi buat menulis, begitu juga dengan buku ini. Buku ini bercerita tentang cinta, cinta yang bertemu dan juga berpisah di KRL dan juga Stasiun KRL. Jangan salah loh, buku ini nggak cuma bercerita tentang cinta yang tumbuh di antara dua karakter utamanya loh, tapi juga cinta yang ada di sekeliling Stasiun KRL dan juga KRL. Buat para penumpang KRL tentu hal ini adalah hal yang umum dijumpai juga.
Saya sih menduga, naskahnya dibuat saat masih ada KRL Ekonomi dan juga saat tiket KRL masih belum ada subsidi. Karena semuanya cukup lengkap dimuat di buku itu berikut gosip – gosip rencana penghapusan KRL Ekonomi dan pedagang di stasiun KRL. Hanya satu yang mengganggu, seingat saya fast food nggak pernah ada di Stasiun Sudirman, yang ada sih Pujasera tapi entahlah bisa jadi saya yang salah hehehehe.
Anyway, buku ini bercerita tentang kisah dari Adinda dan Ryan sebagai karakter utamanya. Ya ada pemeran pembantunya juga sih seperti Sasha (temennya Adinda), pak Eko (penjual Koran), pak Rudy (penjual buku bekas). Adinda yang putus dari pacarnya bernama Rangga dan juga Ryan yang nggak pernah pacaran tapi baik banget sama ibunya dan orang – orang disekelilingnya. Keduanya menunggu di peron (yang kadang berbeda) tapi ya karena ketemu di Stasiun dan akhirnya langkah dan hatipun bertaut (di Stasiun Bogor).
Bukunya dicetak pertama kali pada Mei 2013, diterbitkan sama PlotPoint Publishing dan didistribusikan sama Mizan Media Utama.
Saya sih suka banget sama bookmarknya, lucukan…
One Comment Add yours