Cerita – cerita pelecehan seksual di transportasi umum sangat sering kita dengar di berbagai pemberitaan media. Republika misalnya melaporkan terjadinya kejahatan seksual di kereta yang mengakibatkan trauma. Tribun Jogja juga melaporkan terjadinya peristiwa kejahatan seksual di Trans Jogja. Sementara itu, ada laporan dari detik.com mengenai aksi kejahatan seksual di KRL Jabodetabek.
Semua kejadian itu tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal dari si pelaku namun melibatkan berbagai faktor yang dapat menjadi pendukung terjadinya kejahatan seksual di transportasi umum. Untuk itu, perempuan – perempuan yang menggunakan transportasi umum memerlukan alat atau pengetahuan untuk mencegah kejahatan tersebut berulang atau terjadi pada perempuan – perempuan lainnya.
Dan untuk melawan kejahatan – kejahatan seksual di transportasi umum, sebuah gerakan yang dilakukan melalui media sosial @_perempuan_ yang digerakkan oleh @batmangorock @rikaNEQY @sejenisanita @vivin_alifa @veniarijayanti berupaya membuat panduan untuk pencegahan terjadinya kejahatan seksual di transportasi umum. Sebuah ebook untuk pencegahan kejahatan seksual juga sudah dibuat untuk dapat disebarluaskan kepada para pengguna internet. Isi dari ebook ini pada dasarnya berupa informasi pencegahan pelecehan seksual di kendaraan dan angkutan umum
Namun Rika Rosvianto (@rikaNEQY), juru bicara @_perempuan_, menjelaskan bahwa penyebaran buklet melalui internet belumlah cukup karena masih banyak masyarakat yang tidak menggunakan internet. Oleh karena itu @_perempuan_ berupaya untuk mencetak buklet ini dan melakukan kampanye yang dinamai buklet bergilir. Buklet yg konsepnya spt piala bergilir ini berupaya agar buklet ini tidak dimiliki perorangan namun buklet ini sangat dianjurkan untuk terus dioper ke perempuan penumpang kendaraan umum lainnya.
Rencanya buklet ini akan difokuskan di 5 wilayah Jakarta, mengingat banyaknya kasus perkosaan di kendaraan umum yang terjadi pada 2012-2013. Dan komunitas @_perempuan_ akan menyebarkan 100 buah buklet di masing – masing wilayah Jakarta yang akan dibagikan di commuter line, bus, dan angkot.
Tentu saja mencetak 500 buklet butuh biaya, Rika Rosvianto (@rikaNEQY) menjelaskan bahwa untuk mencetak 500 buklet dibutuhkan biaya sampai delapan juta rupiah yang diharapkan bisa terkumpul pada Mei 2014.
Rika Rosvianto (@rikaNEQY) berharap masyarakat dapat terlibat untuk mendukung gerakan ini melalui banyak cara. Lalu, bagaimana kalau ada yang ingin mendukung gerakan ini? Rika juga menjelaskan bahwa kalau ada yang berniat mendukung gerakan ini, bisa langsung ke situs ini untuk membantu proses percetakan dari buklet ini.
Yuk!