Dalam tahun ini, PT KCJ sudah mendatangkan rangkaian KRL dari Jepang. Bukan kereta baru sih, tapi kereta yang sudah bekas dipakai oleh operator di Jepang sana. Lagipula sampai saat ini @CommuterLine juga lebih banyak menggunakan KRL bekas pakai dari Jepang ketimbang rangkaian KRL baru.
Setahu saya ada dua jenis KRL baru yang dibikin di dalam negeri oleh PT INKA dan juga satu jenis KRL yang sering diistilahkan dengan repowering. Yang KRL repowering sebenarnya adalah KRL lama tapi diperbaharui lagi oleh PT INKA. Ini setahu saya loh ya, kalau ada yang keliru ya silahkan saja dikoreksi hehehehe
Kenapa PT KCJ harus beli kereta bekas pakai dari Jepang? Sederhana, karena membeli kereta bekas itu murah dan juga cepat dari sisi pengadaan. Kebutuhan akan KRL yang sangat besar memang harus didukung oleh kecepatan pengadaan dan juga dari sisi harga. Kalau beli baru harganya pasti lebih mahal daripada beli bekas.
Tapi, konon kabarnya tidak semua KRL bekas dari Jepang itu akan dioperasikan. Sudah lama terdengar kabar, bahwa rangkaian KRL sering dikanibal untuk mengganti onderdil yang rusak di KRL lain. Tapi kenapa harus dikanibal? Sederhana juga, bisa jadi di Jepang sana onderdilnya tidak lagi diproduksi jadi kalau ada yang rusak ya kudu pesan dan itu berarti proses menunggu yang lagi – lagi pasti memakan waktu. Nggak herankan kalau pilihannya ya dikanibal saja
Lalu, sebenarnya bisa nggak sih beli KRL baru? Kalau melihat berita disini sih mestinya bisa. Tapi lagi – lagi pasti dibarengi dengan kenaikan harga, dimana menurut berita detik tersebut bisa mencapai 50 ribu rupiah.
Persoalannya pasti balik lagi kepada kemampuan dan kemauan untuk membeli tiket yang sedemikian mahal. Yang jelas, kalau harga tiket KRL itu mahal ya penumpang pasti nggak padat dan lagi – lagi yang naik KRL itu pasti kelas atas.
Solusinya sudah pasti kudu disubsidi. Kalau PT KCJ mau beli KRL baru, maka pemerintah (pusat dan daerah) harus patungan untuk memberikan subsidi untuk PT KCJ. Kalau saya lebih sepakat subsidinya bukan dalam bentuk harga tiket, tapi subsidi untuk pembelian kereta – kereta baru. Saya rasa, kalau harga BBM dinaikkan dan kemudian subsidinya dialihkan untuk pembelian KRL baru, tentu harapan dan mimpi punya rangkaian kereta baru di Jabodetabek bukan lagi khayalan.
Soal tariff gimana? Saya rasa kalaupun tariff KRL dinaikkan untuk jarak terjauh sampai dengan 10 ribu rupiah pasti ya pada mau, sepanjang ketepatan waktu dari KRL serta kenyamanannya tetap terjaga. Oleh karena itu, saya setuju pendapat Direktur Utama PT KAI yang bilang kalau mau KRL baru ya pemerintah kudu mengucurkan dana PSO yang lebih besar dari saat ini. Persoalannya apa pemerintah mau? Mimpi kali ye
Nah masih mau bilang dengan kenyinyiran tingkat dewa kalau dengan harga lima ribu mau kereta baru?