Cuma Wanita


Entahlah saya bingung, apakah emansipasi wanita telah membuat wanita keluar dari kodratnya, atau memang karena lingkungan saat ini mendorong wanita untuk keliat dari zona aman dan nyamannya?

Ini sangat menarik. Dua ratus tahun lalu tepatnya pada 1813, para wanita masih berada dibawah kekuasaan laki-laki, wanita kudu manut, enje-enje aja, lah kan wanita berada di bawah ketek suami, kalo perlu kerjanya cuma dirumah. Seratus tahun kemudian, Kartini dengan segala usahanya memperjuangkan perbedaan itu, wanita itu harus cerdas katanya, harus terdidik dan kelak mendidik generasi mendatang. Nyatanya, iya banyak kok wanita jadi pemimpin, hak-hal wanita ditingkatkan.

Sekarang, seratus tahun kemudian sejak perjuangan Kartini, wanita sudah menjadi begitu kuat, mungkin apapun bisa dilakukan olehnya salah satunya yang saya perhatikan ketika saya menggunakan Commuter Line.

Pikir saya, “ya gerbong perempuan lah lebih aman, sesama perempuan”. Nyatanya, selama ratusan kali saya naik kereta, justru perempuanlah yg membuat merasa tidak aman. Mengapa? Mereka bagaikan pemangsa yg ingin menyergap buruannya, sadis benar. Saya seringkali hampir terjatuh, saya pun tidak segan untuk meneriaki ibu-ibu, mereka tidak sadar bahwa keselamatan jauh lebih penting.

Belum lagi, pemandangan unik di Stasiun Tanah Abang. Ya, kurang lebih jam 15, anda bisa bertahan itu hebat ya miriplah sama arah Bogor, yg siap-siap jadi teri. Barang belanjaan, sangat banyak, terkadang petugas tidak menertibkan dengan baik. Entahlah, apalah petugas takut dengan ibu-ibu, atau petugas telah lelah dengan ibu-ibu.

Dalam menertibkan khususnya kaum hawa ini, mungkin bersikap halus dengan pengumuman gak bakal berpengaruh sama mereka. Coba saja tindakan represif, jangan dipukul ya coba aja Teriakin, ya semacam gayung bersambut, dari petugas ke petugas lain dan biasa diikuti oleh warga juga. Kalau perlu jegal buat penumpang nakal yg keukeuh banget mau naik sedangkan yang mau turun bahkan rasanya susah bgt untuk turun.

Petugas Commuter Line nampaknya sudah terlatih, badannya kuat dan gak lenje-lenje cakwe, cobalah untuk menertibkan dengan gaya seperti ini, sebab sekarang kata halus rasanya susah diterima yang katanya kodrat milik perempuan.

Ayo, lebih tertib lagi. Gak cuma perempuan ya!

By: Fabella Cloudia

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s