Kira-kira sudah hampir setahun saya tidak lagi menggunakan commuterline sebagai sarana transportasi dari dan menuju tempat kerja. Simpel saja alasannya, lokasi kerja saya saat ini tak terjangkau commuterline. Jadilah saat ini saya menggunakan kendaraan pribadi atau bus. Atau perpaduan keduanya, alias naik motor sampai pangkalan bus, numpang parkir, lanjut bus 😀
Rasanya jelas berbeda sekali dengan naik kereta. Apalagi saat naik bus melewati tol JORR Serpong melewati rel terkadang melihat kereta melintas kok rasanya hati gremet-gremet hahahaha… Naik bus terlalu tenang, hening dan saya hampir selalu dapat duduk nyaman. Ada yang hilang ketika tak lagi mendengar teriakan-teriakan kaki terinjak, badan tergencet, tas nyangkut atau kepala kesikut. Tak lagi ada harap-harap cemas menanti kereta yang tak kunjung datang.
Buat saya pribadi yang paling terasa hilang saat tak lagi berkereta adalah kebersamaan dengan seorang teman. Teman yang biasa bareng-bareng hampir setiap pagi dan sore. Teman yang selalu membantu mengangkat tas saya ke rak (karena saya ga nyampe hahaha! Untunglah di bis tak harus angkat-angkat tas). Teman yang selalu menemani ngobrol atau kadang-kadang saling diam, larut dalam buku atau earphone masing-masing.
Itulah serunya berkereta yang tak saya temukan ketika naik bis. Kereta mempertemukan saya dengan banyak teman-teman baru. Tak lagi berkereta tak lantas membuat kami putus pertemanan. Beberapa teman masih saling kontak, bahkan ada yang sama-sama sudah tak berkereta dan kami satu gedung kantor 🙂
Seninya ber-Commuterline emang beda dengan transportasi publik biasa 😀
LikeLike
hahahaha, iya kadang kesel banget kalau naik bis. dah ngantri lama di Halte, bisnya lewat doang tanpa angkut penumpang 😀
LikeLike