Catatan Ibu untuk Pencopet


Nak, hati-hati hidup di ibukota. Carilah rejeki yang halal. Jangan lupa sholat lima waktu. Doa ibu selalu menyertaimu.

Mataku berkaca-kaca membaca tulisan tangan yang kukenali sebagai goresan tangan ibu. Tak henti kupandangi selembar foto hitam putih. Walaupun kusam, namun senyum ibu jelas tergambar.

Suasana ujung peron stasiun Depok seketika terasa asing. Aku kembali meneliti isi dompet, mencoba mencari jejak masa lalu. Namun tak kutemukan apa-apa.

Kembali kubaca catatan dari ibu yang datang dengan cara tak terduga. Sebelumnya, di sesak Commuterline, tanganku bertindak sigap. Tas seorang perempuan kusilet, merogohnya dan meraba dompet.

Tak kusangka, dompet itu berisi catatan dan foto ibu. Hatiku tak henti mendegupkan tanya: Siapa gerangan perempuan yang kucopet itu?

Depok, 3 Maret 2015

Setiyo Bardono, TRAINer kelahiran Purworejo 15 Oktober. Penulis buku antologi puisi Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012) dan novel Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Advertisement

One Comment Add yours

  1. deden says:

    berbagai watak ,suku bangsa ,adat,dan beragam keanekaan indonesia harus disyukurin,
    tetapi kita hrus hati hati karna disekliling kita msih bnyak orang yang tdak bertanggung jawab atas tindakannya,,
    salam sukses

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s