Ayok siapa yg pernah berantem di dlm commuterline kaya gini, apalagi hanya karena rebutan duduk 😮 pic.twitter.com/l5PeCdbQcR
— ! Omen (@CurhatKRL) May 16, 2017
//platform.twitter.com/widgets.js
Video peristiwa jambak – jambakan di KRL menjadi viral dan diperbincangkan banyak pihak ternyata hanya peristiwa mengenai salah paham tempat duduk. Terhadap peristiwa tersebut, PT KCJ juga memperingatkan bahwa ada sanksi jika peristiwa tersebut terjadi.
Vice Manager Komunikasi PT KCJ Eva Chairunisa, mengingatkan jika sanksinya bervariasi
“Apabila kedapatan demikian makan pengguna akan diturunkan di stasiun terdekat dan jika keributan tersebut menimbulkan korban luka atau ada salah satu pihak atau penumpang lainnya merasa dirugikan atau keberatan maka akan diarahkan ke pihak berwajib,”
Di blog ini juga sempat ada yang menulis curcol ibu hamil terkait kereta perempuan. Barusan di grup KRL Mania juga sempat ada yang menulis soal curhat dari penumpang laki – laki di KRL. Begini bunyinya:
“Penumpang KRL laki-laki seperti saya dan yang lainnya ketika mendapatkan tempat duduk di dalam rangkaian kereta, posisinya selalu terancam setiap saat. Bagaimana tidak terancam, 90% tempat duduk yang kami dapatkan menjadi incaran dan sasaran empuk bagi para penumpang perempuan dan Ibu-Ibu lainnya. Berbagai isyarat dan kode sering kami dapatkan agar tempat duduk segera dipindahtempatkan.
Mungkin kalau dalam keadaan sedang tidak lelah dan mengantuk karena habis pulang mencari nafkah untuk keluarga di rumah, tempat duduk itu dengan senang hati akan kami berikan, terutama kepada penumpang prioritas (itu mutlak harus bahkan wajib). Namun ketika kami benar-benar sedang mengantuk dan memang kurang tidur dari tempat kerja karena pulang overtime, terkadang banyak yang tidak mengerti dan tidak memahami. Bahkan kami sering dijudge, pura-pura tidur.
Keadaan seperti itu beberapa kali saya mengalaminya. Ketika sedang terlelap dan sangat mengantuk, tiba-tiba ada yang membangunkan dengan kasar dan kata-kata kurang sopan. “Tidur melulu, gantian dong.” Dan ketika tempat duduk pada akhirnya diberikan, bukan ucapan terima kasih yang didapatkan, namun wajah sinis dan jutek yang sangat kurang berkenan. Dan kejadian seperti itu sering terjadi kepada para penumpang laki-laki lainnya juga.
Kalau alasannya wanita atau perempuan itu lebih lemah dari laki-laki, mengapa saat belanja di pasar Tanah Abang yang memakan waktu hingga berjam-jam lamanya dalam kondisi berdiri, koq bisa kuat dan baik-baik saja. Ini hanya sebuah ungkapan hati, uneg-uneg dan catatan hati dari para penumpang KRL laki-laki. Maaf kalau kurang berkenan”