Di zaman yang makin canggih, menjadi penumpang KRL yang baik dan taat aturan ternyata tak cukup menyelamatkan seseorang dari sasaran bidikan kamera telepon genggam, kemudian menjadi perdebatan berkepanjangan di media sosial.
Kita harus menjadi sosok sempurna dengan tingkah laku yang mendetail terjaga. Jangan sampai ada celah dan cela sedikitpun yang menjadikan mata kamera entah di tangan siapa terjaga.
Pastikan panca indera dalam kondisi prima. Terutama ketika mendapat tempat duduk. Guncangan kereta seperti ayunan nina bobo. Hati-hati jangan sampai terlelap. Kalaupun ketiduran, pastikan dalam posisi tidur cantik atau tidur ganteng.
Jangan sampai pas terbangun dan buka telepon genggam, Anda mendapati foto Anda tertidur mengangga atau dalam posisi berantakan menjadi viral di medsos dengan seribu lebih komentar, olok-olok, candaan dan lain-lain. Dalam sekejap foto menyebar ke bagai akun. Hah! Cepat sekali atau kita terlelap berhari-hari.
Yang penting lagi pasang sensor untuk mendeteksi adanya penumpang prioritas di sekitar tempat duduk. Sekali lagi, mata kamera entah di tangan siapa mengamati gerak-gerik Anda. Alasan ketiduran bisa tak laku dan hanya dianggap pembelaan belaka. Apalagi kadang kamera lebih suka memotret daripada menyadarkan kekhilafan.
Saat kereta dalam kondisi lengang bukan berarti kita aman dari sasaran bidikan. Justru mata kamera lebih memiliki keluasan pandang. Kopor berat atau tas yang kita letakkan di lantai dalam pikiran kita memang tak mengganggu siapa-siapa. Tapi bisa juga mata jeli kamera menganggap itu berpotensi merampas tempat berdiri orang. Apalagi tas dan koper tersebut tak bertiket.
Saat menggunakan angkutan umum memang kita harus siap dengan segala resiko. Namun berseliwerannya foto-foto candid di krl maupun stasiun tanpa kronologis yang jelas hingga hal yang remeh temeh membuat saya kadang-kadang merasa takut. Apalagi membaca komentar-komentar yang langsung menghakimi padahal belum terang apa yang terjadi. Menghadapi sesak kereta sudah biasa, tapi menghadapi incaran mata kamera bisa lebih menakutkan.
Tulisan ini bukan untuk memaklumi pelanggaran, karena saat ini yang tidak melanggar aturan pun bisa menjadi sasaran kamera. Saya hanya berharap mata kamera bisa lebih bijaksana kapan harus bertindak dan berpikir ulang apakah layak disebarluaskan.
Tulisan ini saya ketik sambil terkantuk-kantuk di KRL. Kalau saya ketiduran dan ada penumpang prioritas berdiri di dekat saya tolong saya dibangunkan. Kalau saya ketiduran sambil nyender dibahu penumpang sebelah kemudian ada yang berniat memotret, tolong kasih tahu biar saya siap-siap tidur dalam posisi ganteng.
Salam Halah
KRL CL Depok Balik, 31/7/2017
SB, Staf Kurang Ahli Paijo Riset Senter
Sebenarnya ada 2 keuntungan jika kita tiba2 poto kita menjadi viral
1. Merasa malu saja
2. Merasa malu dan juga merasa senang terlebih jika potonya makin banyak yg memperbinjangkan, (siapa tau jd artis) hahahaa… Ngarep
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
LikeLike