Stasiun BNI City mulai rampung dan mulai dipromosikan wajah interior dari stasiun baru tersebut. Oya, stasiun BNI City terletak di antara Stasiun Sudirman dan Stasiun Karet. Nama resmi stasiun ini tetapnya Stasiun Sudirman Baru (SDB) namun hak namanya dibeli untuk jangka waktu tertentu menjadi Stasiun BNI City.

Untuk sebuah stasiun yang dibangun khusus untuk kereta ekspress ke Bandara SHIA, penampilan dalam dari Stasiun BNI City pasti sangat keren dan berkesan eksklusif. Tentu saja, kehadiran stasiun baru di Jakarta selalu menarik minat saya. Minimal saya mendokumentasikan setiap perubahan atau penambahan stasiun baru di Jakarta.

Namun sayangnya tidak ada pemberitahuan resmi seperti apa pola pergerakan penumpang karena daerah ini dipromosikan menjadi landmark dari konsep Transit Oriented Development (TOD). Misalnya bagaimana pola pergerakan penumpang yang ingin berpindah jenis kereta dari kereta ekspress ke kereta komuter? Dan bagaimana mempermudah pembelian tiket kereta komuter di stasiun BNI City untuk berpindah dari Stasiun BNI City ke Stasiun Sudirman atau Stasiun Karet?

Lucunya, saya juga baru tahu jika konsep TOD ini malah baru dikembangkan, ketika pembangunan infrastruktur stasiun BNI city dan stasiun MRT Dukuh atas telah berjalan.

Mari bayangkan kalau anda geret koper dari stasiun Sudirman ke BNI City atau sebaliknya. Atau mungkin anda mau geret koper dari Stasiun BNI City ke Halte TransJakarta Dukuh Atas? Atau dari Stasiun Karet ke Stasiun BNI City? Apakah ada trotoar yang memadai? Apakah pejalan kaki dipikirkan keselamatannya pada saat transit untuk bertukar kereta? Belum lagi potensi kemacetan yang terjadi antara Jl. Kendal, Jl. Blora, Jl Tanjung Karang, dan Jalan Talang Betutu?